Membuat Form Berantai Delphi 7

“Tugas Membuat Multi Form ( Form Berantai)

Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : PemrogrAman Visual
Dosen Pengampu : Mumun, S.T




 Disusun Oleh :
Hera Wijaya                    (140511041)


                                                                                               
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK INFORMATIKA
2015/2016

Latihan 1 : Membuat Form Berantai
            Di form berantai ini saya mencoba menguji program yang saya buat, dan sebelumnya         saya harus menyediakan empat form kosong. Dan langsung saja ke tutorialnya :          
1.     1.  Pertama kita buat folder terlebih dahulu, folder dengan misalkan nama latihan multiform di simpan di partisi D , setelah buat folder, kita buka aplikasi delphi 7 dengan membuka file à new application.
2.     2.  Setelah itu kita Save all dari form 1 yang kita buat,  dengan nama unit yaitu un1, dan nama  project secara default saja ( sesuai selera), dan selanjutnya buka form dua sampai tiga dengan nama unit un1 untuk form 1, dan un2, un3, un4 sama halnya dengan nama di form pertama.
3. Setelah di save all, kita buka main menu dan di cukup didrag di form 1 dan setelah dirasa cukup lanjut klik dua kali main menu seperti tampilan berikut:

4. Dan nampak gambar di atas, kita tulis di main menu dengan caption baris pertama tulis form, dan dibaris ke dua kita tulis dengan form pertama.
1.      5. Dan setelah itu, kita klik file à new à form, nah sekarang form 2 muncul dan setelah itu kita save all dengan nama un2 dan pada properties name dan caption secara default dan begitupun sampai form ke empat.
2.      6. Dan selanjutnya buat form baru sampai empat form dengan save all un1 untuk form pertama, un2 form2, un3 form 3,  dan un4 form 4 . dari segi membuat form baru dan penyimpanannya dengan kata lain sama halnya dengan membuat di form 1.
3.      7. Setelah selsesi tersediah empat form dan di save all, selanjutnya penulisan sintak, di form à form pertama pada unit 1
Keterangan program form 1
Keterangan : pada unit 1, memanggil unit 2 dengan menyembunyikan form sebelumnya dengan menampikan form 2 dari unit 1.

1.      8. Dan setelah form 1 sudah selesai, lanjut membuka form 2 sampai form 4 selanjutnya pada event double klik on close.
Keterangan : dari form 2 sampai dengan form 4 menggunakan event on close.
1.      9. Setelah double klik on close dari form 2 sampai form 4, ketikkan sintaknya di event on close :
            Keterangan Program Form 2
1.      10. Di form 3 tuliskan sintaknya di event on close double klik, terlihat di gambar memanggil unit 4 dari unit 3.
Keterangan Program Form 3
1.      11. Dan terakhir penulisan sintak pada form 4 memanggil form 1 di event double klik on close:
Keterangan Program Form 4
Kesimpulannya :
Sebelumnya, membuat empat form terlebih dahulu dan disimpan sesuai kebutuhan dengan save all, dan setelah itu masukan sintaknya dengan logika ketika di unit 1 berarti menuliskan sintak dengan memanggil form sebelahnya yaitu form 2 dan selanjutnya sampai berantai ( tidak putus) dari form pertama menggunakan on clik dari penulisan sintak di main menu form pertama, dan dari form 2 sampai 4 menggunakan event on close dan saling berkaitan.
Dan ketika di running, klik di main menu form pertama maka akan muncul form 2 à ketika itu di close form 2 maka à akan muncul form 3 à ketika di close form 3 maka akan muncul form 4 à ketika close form 4 maka akan kembali lagi ke form pertama dan seterusnya . dan ketika form selanjutnya di close form sebelumnya di hide (sembunyikan). Dan bisa juga dengan on click atau on close, yang saya buat di atas dengan on close, ketika di close maka akan lanjut ke form selanjutnya sampai berantai. Dan keduanya sama saja sesuai selera, bisa menggunakan on clik maupun on close.











Indramayuku oh Calon Wakil Rakyatku

Ketika pelangi tak menyinari dengan warna-warni Ketika sungai indah mengalir dengan kesejukannya, Berbauran alam yang menyatu menusuk sukma tak melepas pandangan untuk dilewatkan. Indramayuku penuh kaya alam dan kaya kebudayaan. Kincir-kincir memutari roda kehidupan Angin yang kencang menjadi penopang sunggguhan, alamku harus hidup bebas tanpa syarat, Suku dan budayamu sangatlah banyak.

Indramayu oh Indramayu, kota bahariku berpesata ria demokrasi demi tercapainya Indramayu HATI. wajah sumringah terlepas dari senyuman polos si kecil mendendangkan nyanyian politik meraung kehausan kedinastian. hum… menghela nafas panjang “entahlah - entahlah “ jawaban penuh retorika tak perlu di umbar.

Kusudutkan jamari tanganku melapas kepenatan akan berkutat menulis, ujung kudengar kegaduhan orang-orang berlegok-legok diri mepromosi calon pemimpin (jare mah) tanpa sembunyi. mulai rameh hingga terdengar suara alunan yang menteriakkan pilih no … (ssstssttt) kuhanya mengelus dada, sembari oh oh oh itukah politik? niatan polos terinyang dalam diriku.

“Bangga deh masyarakat sudah lebih pintar berpolitik, entah politik seperti apa ?” gumam si andi sambil makan roti yang tersisa. sambung angel “gua aja gak suka banget yang namanya politik!, gua suka dapat duit dari politik doang” ketawa kasar kemulut andi. “sekali orang sudah nyemplung menjadi orang penting alias Calon pemimpin ( bukan calon keluarga) akan terfikirkan balik modal dengan apa yang mereka keluarkan selama ratusan juta bahkan lebih untuk berkampanye cetus Pak Ansor.

Berselang beberapa langkahku ke TPS, aku kembali menggerutu. “ Tuh lihat!, ada baliho yang miring gak jelas sampainya memakan bahu jalan, ini bahaya!. tak mengertikah mereka arti keramahan lingkungan akan keselamatan umum?” dan terlihat itu aku mencoba membetulkan tata letak baliho berukuran besar itu ke posisi semula yang lebih cantik dan elegan. sia-sia ternyata aku tak kuasa mengangkatnya.kebiasaan temanku Andi hanya tersenyum simpul melihat tingkahku. dan akupun membiarkan tanap usaha dulu.

“Sebetulnya yang punya ide kampanye model begini itu siapa sih, her?” tanya Andi dengan nada kesal, haaa aku hanya ketawa ternyata dia juga peka. “Entahlah. Mungkin tim suksesnya, calon wakil rakyatnya, atau mungkin partainya, aku tak tahu. Tapi yang pasti, salah satu aspirasi rakyat telah mereka nodai. Itu pun dilakukannya sebelum mereka menjabat sebagai wakil rakyat loh, Ndi.cetusku."

“Apakah itu, Pak?” tanyaku antusias “Seperti yang tadi  kamu bilang barusan, Her Apakah mereka tak mengerti arti keselamatan umum? Dan Apa mereka tak mengerti arti keindahan?. Bukankah ente juga rakyat, Her?” jawab Pak ANsor “Kalau semenjak kampanye saja mereka tidak memahami tanda-tanda kayak begitu, bagaimana kelak jikalau mereka jadi wakil rakyat?” sambungnya “Tepat, Her Paling-paling yang mereka ketahui cuma aspirasi rakyat tentang kesejahteraan. Huh, lagi-lagi tentang kesejahteraan. Sampai kapan rakyat digombali kata-kata manis kayak gitu terus?” ucap Andi berapi-api “Hahaha kata siapa rakyat tidak sejahtera, Her?” “Lah, memang benar kan?” “Calon wakil rakyat juga rakyat kan? Nah ketika mereka sudah terpilih jadi wakil rakyat, mereka itu mewakili dirinya sendiri, Her. Mereka sejahterakan dirinya sendiri.” pertanyaan polosku kepada Andi. “Ini namanya bencana, Ndi!”kataku “Setuju, Her. Jadi, bencana itu tidak melulu soal banjir, angin topan dan tanah longsor. Ane sih lebih cenderung suka menyebut itu sebagai fenomena alam. Karena alam tidak pernah salah. Gejala politik macam begitulah bencana sesungguhnya”“Astaga”.

“Ente lihat saja sendiri bagaimana modisnya para wakil rakyat kita, Her. Ya, memang gak semuanya kayak begitu, cuma sebagian. Tapi yang sebagian itu yang justru mewakili citra para wakil rakyat kita, “Ck.. ck.. ck.. pandai sekali ente menganalisa tanda, Ndi.” “Aku kan rakyat, Her. Idealnya harus lebih pandai dari wakil rakyat, dong? Hehe” “Astaga.”NB: “..kalau calon wakil rakyat sudah naik jabatan, ya “calon wakil”nya dibuang, dong. Hehehe” (peace yah) .siapapun yang jadi pemimpinnya Indramayu tetap bersatu dan urungkan niat menuju perubahan yang berarti tanpa memikirkan hak pribadi dan anisialisasi. buka mata buka hati berbaur untuk panggilan intropeksi diri, salm bahari dariku

#sayabanggamenjadiorangindramayu #indramayujaya #luruhpemimpin         

Dengan Volunter Aku Bahaagia

Awing belajar menulis

itulah foto-foto di Les hermath bareng mereka, dengan senyum polos mereka itu sebagai penyemangat hidupku dan dari backgorud pengalaman yang berbeda-beda
saya bangga sudah bagian hidup mereka.

Pertemuan V Pengumpulan Data


 
METODE PENGUMPULAN DATA


A. Instrumen Pengumpul Data
            Telah dibahas pada bab sebelumnya tentang variable penelitian dan menentukan sumber data penelitian. Dari variable penelitian dapat diidentifikasi data apa yang diperlukan dan selanjutnya dapat ditentukan dari mana sumber datanya.  Apabila kita dapat menentukan sumber datanya, maka pertanyaan berikut adalah instrument (alat) apa yang digunakan untuk mengumpulkan data. Misal seorang peneliti ingin mendapatkan data tentang selera konsumen. Sumber datanya tentu konsumen (person), masalahnya adalah instrument apa yang bisa dipakai untuk mengumpulkan data ? Dalam hal ini kita dapat menanyakan langsung kepada konsumen dengan mewancarainya, untuk wawancara ini perlu alat bantu. Secara minimal alat bantu yang dapat dipakai adalah guide (pedoman) pertanyaan yang akan diajukan ke konsumen dan alat tulis. Pedoman wawancara ini merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang selera konsumen, oleh karena itu pedoman wawancara ini dapat dikatakan sebagai instrument pengumpulan data. 

B. Jenis metode atau instrument pengumpulan data
            Metode pengumpulan data berhubungan dengan instrument pengumpulan data. Pada umumnya instrumen pengumpulan data mempunyai nama yang sama dengan metode pengumpulan data.
Untuk mendapat gambaran hubungan antara metode dengan instrument penelitian disajikan dalam table berikut:

Metode pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Sedangkan instrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah untuk diolah atau dianalisis

1. TES
            Tes merupakan serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur pengetahuan, ketrampilan, intelegensia atau kemampuan yang dimiliki oleh individu atau kelompok.Ditinjau dari sasaran atau objek yang dievaluasi, maka dibedakan adanya beberapa macam tes atau alat ukur lain.
  1. Tes kepribadian atau personality test, yaitu test yang digunakan untuk mengungkap kepribadian seseorang. Hal yang diukur bias self concept, kreativitas, disiplin,  kemampuan khusus  dan sebagainya.
  2. Tes sikap atau attitude test, yang sering juga disebut  dengan istilah skala sikap, yaitu alat yang digunakan untuk mengukur berbagai sikap seseorang.
  3. Tes minat atau measurement of interest, adalah tes yang digunakan untuk menggali minat seseorang terhadap sesuatu
  4. Tes prestasi atau achievement test, yaitu test yang digunakan untuk mengukur pencapaian  seseorang setelah mempelajari sesuatu. Berbeda dengan tes yang lain yang langsung menguji individu, maka tes prestasi dilakukan dengan terlebih dahulu memberikan  pengetahuan atau ketrampilan tertentu yang ingin diujikan. Misal untuk mengetahui efektifitas suatu pelatihan karyawan dilakukan dengan cara memberikan pelatihan terdahulu, kemudian setelah pelatihan selesai karyawan diuji (tes) untuk mengetahui apakah pelatihan tersebut dapat mencapai tujuan (sasaran) dari pelatihan tersebut.
  5. Beberapa tes lain, missal  tes intelegensia, tes bakat dll

Dalam menggunakan metode tes, peneliti menggunakan instrument berupa soal-soal tes, dan soal tes terdiri dari banyak butir tes yang masing-masing mengukur satu jenis variable.


2. ANGKET (kuesioner)
            Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden. Kuesioner dapat dibedakan  atas beberapa jenis tergantung dengan sudut pandang tertentu,
  1. Dipandang dari cara menjawab, maka dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
1)      Kuesioner terbuka, kuesioner yang memberikan kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri.
2)      Kuesioner tertutup. Kusioner yang sudah menyediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih jawabannya yang ia anggap sesuai.
b.Dipandang dari jawaban yang diberikan yaitu,
1)      Kuesioner langsung, yaitu jika responden menjawab tentang dirinya
2)      Kuesioner tidak langsung, yaitu jika  responden menjawab tentang orang lain
c. Dipandang dari bentuk pertanyaan yaitu,
1)      Kuesioner pilihan ganda, ini berarti sama dengan kuesioner tertutup karena responden hanya menjawab berdasarkan pilihan jawaban yang tersedia.
2)      Kuesioner isian, ini berarti sama dengan kuesioner terbuka, karena responden menjawab  dengan kalimatnya sendiri.
3)      Check list, merupakan daftar dimana responden tinggal membubuhkan tanda cek pada kolom yang sesuai
4)      Rating scale, yaitu pertanyaan yang diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan, missal dari sangat setuju sampai ke  sangat tidak setuju.

Keuntungan  penggunaan kuesioner adalah:
a.       Tidak memerlukan hadirnya peneliti
b.      Dapat dibuat anonym sehingga responden dapat menjawab dengan bebas dan jujur serta tidak ada beban / tekanan
c.       Dapat dibuat standar  sehingga semua responden diberikan pertanyaan yang persis sama.



Kelemahan penggunaan kuesioner adalah:
a.       Responden sering tidak teliti dalam menjawab, sehingga  ada pertanyaan yang terlewati ( tidak terjawab).
b.      Walaupun dibuat anonym, kadang kadang dengan sengaja responden memberikan jawaban yang tidak jujur.
c.       Tingkat pengembalian kuesioner yang rendah, terutama jika dikirim lewat pos.
d.      Waktu pengembalian yang sangat bervariasi, yaitu ada yang cepat tapi juga banyak yang terlambat sehingga menggangu atau memperlambat jadwal penyelesaian penelitian.

Kuesioner yang disampaikan ke responden sebaiknya diberi surat pengantar. Hal ini akan memberikan kesan bahwa  responden  dihargai dan sangat diharapkan partisipasinya.
Hal yang harus ada dalam surat pengantar adalah:
1.      Alamat reponden lengkap dengan jabatannya (jika ada)
2.      Tujuan mengadakan penelitian dan pentingnya penelitian tersebut
3.      Pentingnya responden dalam penelitian ini
4.      Waktu pengisian kuesioner (misal diharapkan kuesioner dikembalikan paling lambat 2 minggu sejak kuesioner diterima).
5.      Jika digunakan jasa pos sebaiknya disediakan amplom yang telah ditulis lengkap alamat peneliti dan sudah diberi perangko 
6.      Ucapan terima kasih kepada responden
7.      Nama jelas pengirim dan tanda tangan pengirim
Untuk skripsi, disamping surat pengantar dari peneliti juga perlu melampirkan surat ijin penelitian yang diterbitkan oleh institusi pendidikan yang bersangkutan.

3. INTERVIEW
        Interview sering juga disebut dengan wawancara atau kuesioner lisan adalah merupakan dialog yang dilakukan oleh pewawancara kepada responden untuk menggali informasi.
Secara fisik , interview dapat dibedakan menjadi 2 yaitu,
(1)   interview terstruktur: Terdiri dari daftar pertanyaan  dimana pewawancara tinggal memberikan tanda (tick mark) pada pilihan jawaban yang telah disediakan. Dalam hal ini menjadi seperti kuesioner, bedanya bahwa responden berhadapan langsung dengan pewawancara sehingga jika ada hal yang tidak dimengerti dapat ditanyakan dan pewawancara dapat mengecek secara langsung kelengkapan jawaban responden.

(2)   Interview tidak terstruktur: adalah interview yang dilakukan secara bebas oleh pewawancara, namun pewawancara tetap mengacu pada data atau informasi apa yang diperlukan. Dalam hal ini pewawancara juga dapat menggunakan pedoman yang hanya merupakan garis besar tentang hal-hal apa yang perlu ditanyakan.

Melakukan interview bukan merupakan pekerjaan yang mudah. Dalam hal ini pewawancara harus menciptakan suasana santai tapi serius sehingga pihak yang diwawancarai mau menjawab pertanyaan dengan jujur.

4. OBSERVASI
               Didalam pengertian psikologik, observasi atau pengamatan adalah merupakan seluruh kegiatan pengamatan terhadap objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Jadi observasi dapat dilakukan dengan penciuman, penglihatan, pendengaran, peraba dan pengecap. Pengamatan dengan menggunakan indra disebut pengamatan langsung.
   Di dalam penelitian observasi dapat dilakukan dengan menggunakan tes, kuesioner, rekaman gambar,  rekaman suara dan lain-lain.
  
   Observasi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu,
a.       Observasi non sistematis, yaitu observasi yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak memakai instrument pengamatan.
b.      Observasi sistematis, dilakukan oleh pengamat dengan memakai instrument pengamatan. Dalam hal ini instrument yang dipakai dapat berupa daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati sehingga pengamat tinggal memberikan tanda  pada kolom tempat peristiwa muncul.


  5. DOKUMENTASI
                  Dokumentasi, berasal dari kata dokumen yang artinya semua barang-barang yang yang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi , peneliti menyelidiki benda benda tertulis seperti buku, notulen rapat, catatan, peninggalan benda purbakala yang merupakan symbol symbol atau  gambar.
Metode dokumentasi dapat dilaksanakan dengan cara :
1) menggunakan pedoman dokumentasi, yang memuat garis  besar atau kategori dokumen yang akan dicari datanya,
2) check list, yaitu daftar variable yang akan dikumpulkan datanya dimana dari daftar ini peneliti tinggal memberikan tanda pada setiap item yang ada dalam daftar.

C. KUALITAS INSTRUMENT PENELITIAN
         Instrumen dalam penelitian mempunyai kedudukan yang sangat penting karena benar tidaknya data yang dikumpulkan akan tergantung dari baik tidaknya  instrument pengumpul data.
Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliable.
1. Validitas
         Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu instrument. Suatu instrument dikatakan valid apabila dapat mengukur dengan tepat  variable yang diteliti. Tinggi rendahnya  validitas instrument menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran yang sebenarnya tentang variable yang dimaksud. Untuk mengetahui ketepatan data ini diperlukan uji validitas.
        
Ada dua macam validitas  sesuai dengan cara pengujiannya, yaitu validitas eksternal dan validitas internal.
a. Validitas eksternal, jika data yang dihasilkan dari instrument tersebut sesuai dengan data atau informasi lain tentang variable penelitian yang dimaksud.
     Jadi ada sumber data lain yang dapat digunakan untuk croos check. Misal mengukur kemampuan mahasiswa dalam praktik auditing. Dalam hal ini dipakai instrument berupa tes kasus audit. Kemudian hasil tes kasus audit mahasiswa  dibandingkan dengan indek prestasi mahasiswa yang bersangkutan . Jika hasil tes audit berkorelasi dengan indek prestasi maka secara teori instrument tes audit tersebut sudah memenuhi validitas eksternal.
b. Validitas internal dicapai apabila terdapat kesesuaian antara bagian–bagian instrument dengan instrument secara keseluruhan. 
     Dengan kata lain sebuah instrument dikatakan mempunyai memiliki validitas internal jika  setiap bagian instrument  mendukung “misi” instrumen secara keseluruhan, yaitu mengungkap data dari variable yang diteliti. Sedangkan yang dimaksud dengan bagian instrument dapat berupa butir butir pertanyaan dari kuesioner  atau soal tes, tapi .dapat pula kumpulan dari butir butir tersebut yang mencerminkan suatu factor. Sehubungan dengan ini maka ada istilah validitas butir dan faliditas factor. Sebuah instrument mempunyai validitas butir / factor yang tinggi apabila butir-butir  atau factor yang membentuk instrument tersebut tidak menyimpang dari fungsi instrument.

2. Reliabilitas
         Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data.
Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban jawaban tertentu. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataanya, maka beberapa kalipun diambil tetap menghasilkan data yang sama. Dengan demikian suatu instrument dikatakan reliable jika instrument tersebut dapat menghasilkan pengukuran yang konsisten apabila digunakan berkali-kali.
        
Ada dua jenis reliabilitas yaitu reliabilitas eksternal dan reliabilitas internal.
Seperti  halnya validitas, dua nama tersebut menunjukkan pada cara menguji reliabilitas. Jika ukuran atau patokannya berada diluar instrument maka dari hasil pengujian diperoleh  reliabilitas eksternal.  Jika pengujian dilakukan dengan menggunakan data dari dalam instrument itu sendiri maka akan meghasilkan reliabilitas internal.
Untuk menguji validitas dan reliabilitas instrument dapat digunakan software SPSS (Statistical Product and Service Solution)

PENGUMPULAN DATA
         Setelah instrument dirancang maka sebelum digunakan sebaiknya peneliti melakukan uji coba  lebih dulu untuk mengetahui apakah responden bisa memahami pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner. Sampel yang dipilih untuk keperluan uji coba adalah haruslah sample dari populasi dimana sample penelitian akan diambil. Dalam uji coba, responden diberi kesempatan untuk memberikan saran-saran perbaikan bagi kuesioner yang diuji cobakan tersebut.
        
Kemudian jika digunakan tenaga pembantu untuk pengumpulan data, maka petugas pengumpul data tersebut harus diberi pelatihan dulu sehingga nantinya dapat memahami apa yang seharusnya dilakukan di lapangan. Pelatihan ini sangat penting karena jika pengumpul data salah sikap dalam interview misalnya, maka hal ini akan mempengaruhi data yang diberikan oleh responden, akibatnya data yang dikumpulkan  salah. Seorang pengumpul data juga harus mempunyai keahlian dan pengalaman. Semakin kurang pengalamannya maka pengumpulan data semakin dipengaruhi oleh keinginan pribadinya, semakin bias data yang terkumpul.

Jika instrument yang digunakan adalah kuesioner yang dikirimkan ke responden, maka masalah yang sering dihadapi adalah tidak kembalinya kuesioner tersebut. Dalam hal ini peneliti dapat mengirim surat kepada responden untuk mengingatkan kembali kuesioner yang telah disampaikan, dan meyakinkan bahwa kesediaan responden sangat diharapkan dan berarti.

Dibandingkan dengan instrument kuesioner yang dikirim ke responden maka pengumpulan data dengan wawancara (interview) mempunyai peluang untuk memperoleh data lebih banyak dan lebih lengkap. Untuk interview tentu dibutuhkan tenaga pembantu, oleh karena itu pelatihan harus diberikan kepada pewawancara (interviewer) agar diperoleh data yang obyektif dan reliable.

Latihan untuk pewawancara pada umumnya  melalui 2 tahap yaitu:
a.       Tahap pertama, calon pewancara mempelajari pedoman wawancara dan hal –hal yang terkait dengan kondisi wawancara, transaportasi, pengamanan data, variable yang diungkap dan sebagainya. Pada kesempatan ini perlu dipertimbangkan apakah harapan peneliti sebaiknya diungkapkan atau tidak, karena adakalanya justru membuat pewawancara mempunyai kecenderungan  mengarah data kepada harapan tersebut sehingga dapat mengakibatkan bias.

b.      Tahap kedua, calon pewawancara dilatih bagaimana menjadi pewawancara yang baik, bagaimana dating, membuka percakapan, mengemukakan maksud, mengajukan pertanyaan, memberikan respon sampai ke menutup pembicaraan. Wawancara harus dilaksanakan dengan efektif, suasana harus tetap rileks agar data yang diperoleh adalah data yang obyektif dan dapat dipercaya.

Dalam uji coba peneliti harus mencatat teknik  dan kondisi yang mana yang paling mendukung penerimaan informasi  yang paling tepat. Sebaiknya pada waktu uji coba digunakan tape recorder atau video sehingga dapat dilakukan evaluasi. 



==================

Pertemuan II Pengembangan Sistem Informasi


Pertemuan II Pengembangan Sistem Informasi

Pengertian Pengembangan Sistem
Pengembangan sistem merupakan penyusunan suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada.
Perlunya Pengembangan Sistem
Sistem lama yang perlu diperbaiki atau diganti disebabkan karena beberapa hal :
1.      Adanya permasalahan-permasalahan yang timbul di sistem yang lama. Permasalahan yang timbul dapat berupa :
·         Ketidakberesan sistem yang lama : ketidakberesan dalam sistem yang lama menyebabkan sistem yang lama tidak dapat beroperasi sesuai dengan yang diharapkan.
·         Pertumbuhan organisasi : kebutuhan informasi yang semakin luas, volume pengolahan data semakin meningkat, perubahan prinsip akuntansi yang baru, menyebabkan harus disusunnya sistem yang baru, karena sistem yang lama tidak efektif lagi dan tidak dapat memenuhi semua kebutuhan informasi yang dibutuhkan manajemen.
2.      Untuk meraih kesempatan-kesempatan Dalam keadaan persaingan pasar yang ketat, kecepatan informasi atau efisiensi waktu sangat menentukan berhasil atau tidaknya strategi dan rencana-rencana yang telah disusun untuk meraih kesempatan dan peluang pasar, sehingga teknologi informasi perlu digunakan untuk meningkatkan penyediaan informasi agar dapat mendukung proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen.
3.      Adanya instruksi dari pimpinan atau adanya peraturan pemerintah
Penyusunan sistem yang baru dapat juga terjadi karena adanya instruksi dari pimpinan atau dari luar organisasi, seperti misalnya peraturan pemerintah
Prinsip Pengembangan Sistem Informasi
Prinsip pengembangan sistem :
·         Sistem yang dikembangkan adalah untuk manajemen
·         Sistem yang dikembangkan adalah investasi modal yang besar
·         Sistem yang dikembangkan memerlukan orang-orang yang terdidik
·         Proses pengembangan sistem tidak harus urut
·         Jangan takut membatalkan proyek
·         Dokumentasi harus ada untuk pedoman dalam pengembangan sistem

Siklus Hidup Pengembangan Sistem Informasi
Siklus hidup pengembangan sistem dapat didefinisikan sebagai serangkaian aktivitas yang dilaksanakan oleh professional dan pemakai sistem informasi untuk mengembangkan dan mengimplementasikan sistem informasi.
Siklus hidup pengembangan sistem dibagi menjadi tujuh fase, yaitu :
a. Perencanaan Sistem
            Dalam fase perencanaan sistem dibentuk suatu struktur kerja strategis yang luas dan pandangan sistem informasi baru yang jelas akan memenuhi kebutuhan-kebutuhan pemakai informasi. Selama fase perencanaan sistem, harus dipertimbangkan :
·         Faktor – faktor kelayakan yang berkaitan dengan kemungkinan berhasilnya sistem informasi yang dikembangkan dan digunakan.
·         Faktor – faktor strategis yang berkaitan dengan pendukung sistem informasi dari sasaran bisnis dipertimbangkan untuk setiap proyek yang diusulkan. Nilai-nilai yang dihasilkan dievaluasi untuk menentukan proyek sistem mana yang akan menerima prioritas yang tertinggi.
b. Analisis Sistem
Dalam tahap ini dilakukan proses
·         penilaian, identifikasi dan evaluasi komponen dan hubungan timbale balik yang terkait dalam pengembangan sistem, definisi masalah, tujuan, kebutuhan, prioritas dan kendala-kendala sistem.
·          Fase analisis sistem adalah fase professional sistem melakukan kegiatan analisis sistem.
·         Laporan yang dihasilkan menyediakan suatu landasan untuk membentuk suatu tim proyek sistem dan memulai fase analisis sistem.
·         Tim proyek sistem memperoleh pengertian yang lebih jelas tentang alasan untuk mengembangkan suatu sistem baru.
·         Ruang lingkup analisis sistem ditentukan pada fase ini. Profesional sistem mewawancarai calon pemakai dan bekerja dengan pemakai yang bersangkutan untuk mencari penyelesaian masalah dan menentukan kebutuhan pemakai.
·         Beberapa aspek sistem yang sedang dikembangkan mungkin tidak diketahui secara penuh pada fase ini, jadi asumsi kritis dibuat untuk memungkinkan berlanjutnya siklus hidup pengembangan sistem.
·         Pada akhir fase analisis sistem, laporan analisis sistem disiapkan. Laporan ini berisi penemuan-penemuan dan rekomendasi. Bila laporan ini disetujui, tim proyek sistem siap untuk memulai fase perancangan sistem secara umum. Bila laporan tidak disetujui, tim proyek sistem harus menjalankan analisis tambahan sampai semua peserta setuju.

c. Perancangan Sistem Secara Umum
Dalam tahap ini hal yang dilakukan yaitu :
·         Dibentuk alternatif-alternatif perancangan konseptual untuk pandangan pemakai. Alternatif ini merupakan perluasan kebutuhan pemakai. Alternatif perancangan konseptual memungkinkan manajer dan pemakai untuk memilih rancangan terbaik yang cocok untuk kebutuhan mereka.
·         Pada fase ini analis sistem mulai merancang proses dengan mengidentifikasikan laporan-laporan dan output yang akan dihasilkan oleh sistem yang diusulkan. Data masing-masing laporan ditentukan. Biasanya, perancang sistem membuat sketsa form atau tampilan yang mereka harapkan bila sistem telah selesai dibentuk. Sketsa ini dilakukan pada kertas atau pada tampilan komputer.

d. Evaluasi dan Seleksi Sistem
Akhir fase perancangan sistem secara umum menyediakan point utama untuk
keputusan investasi. Oleh sebab itu dalam fase evaluasi dan seleksi sistem ini nilai kualitas sistem dan biaya/keuntungan dari laporan dengan proyek sistem dinilai secara hati-hati dan diuraikan dalam laporan evaluasi dan seleksi sistem.

Jika tak satupun altenatif perancangan konseptual yang dihasilkan pada fase
perancangan sistem secara umum terbukti dapat dibenarkan, maka semua altenatif akan dibuang. Biasanya, beberapa alternatif harus terbukti dapat dibenarkan, dan salah satunya dengan nilai tertinggi dipilih untuk pekerjaan akhir. Bila satu alternatif perancangan sudah dipilih, maka akan dibuatkan rekomendasi untuk sistem ini dan dibuatkan jadwal untuk perancangan detailnya.

e. Perancangan Sistem Secara Detail
Fase perancangan sistem secara detail menyediakan spesifikasi untuk
perancangan secara konseptual. Pada fase ini semua komponen dirancang
dan dijelaskan secara detail. Perencanaan output (layout) dirancang untuk semua layar, form-form tertentu dan laporan-laporan yang dicetak. Semua output direview dan disetujui oleh pemakai dan didokumentasikan. Semua input ditentukan dan format input
baik untuk layar dan form-form biasa direview dan disetujui oleh pemakai dan didokumentasikan.

Berdasarkan perancangan output dan input, proses-proses dirancang untuk
mengubah input menjadi output. Transaksi-transaksi dicatat dan dimasukkan secara online atau batch. Macam-macam model dikembangkan untuk mengubah data menjadi informasi. Prosedur ditulis untuk membimbing pemakai dan personil operasi agar dapat bekerja dengan sistem yang sedang dikembangkan.

Database dirancang untuk menyimpan dan mengakses data. Kendali-kendali
yang dibutuhkan untuk melindungi sistem baru dari macam-macam ancaman dan error ditentukan. Pada beberapa proyek sistem, teknologi baru dan berbeda dibutuhkan untuk merancang kemampuan tambahan macam-macam komputer, peralatan dan jaringan telekomunikasi.

Pada akhir fase ini, laporan rancangan sistem secara detail dihasilkan. Laporan ini mungkin berisi beribu-ribu dokumen dengan semua spesifikasi untuk masing-masing rancangan sistem yang terintegrasi menjadi satu kesatuan. Laporan ini dapat juga dijadikan sebagai buku pedoman yang lengkap untuk merancang, membuat kode dan menguji sistem; instalasi peralatan; pelatihan; dan tugas-tugas implementasi lainnya.

f. Implementasi Sistem
Pada fase ini
·         Sistem siap untuk dibuat dan di instalasi
·         Sejumlah tugas harus dikoordinasi dan dilaksanakan untuk implementasi sistem baru
·         Laporan implementasi yang dibuat pada fase ini ada dua bagian, yaitu
o   Rencana implementasi dalam bentuk Grantt Chart atau (Program and Evaluation Review Technique) PERT Chart
o   Penjadwalan proyek dan tehnik manajemen. Bagian ini merupakan laporan  yang menerangkan tugas penting untuk melaksanakan implementasi sistem, seperti  pengembangan software,  persiapan lokasi peletakan sistem, instalasi peralatan yang digunakan, pengujian sistem, pelatihan untuk para pemakai sistem dan persiapan dokumentasi.
g. Pemeliharaan Sistem
Tahap pemeliharaan dilakukan setelah tahap implementasi. Sistem baru yang berjalan digunakan sesuai dengan keperluan organisasi. Selama masa hidupnya, sistem secara periodik akan ditinjau. Perubahan dilakukan jika muncul masalah atau jika ternyata ada kebutuhan baru. Selanjutnya, organisasi akan menggunakan sistem yang telah diperbaiki tersebut. Langkah-langkah pemeliharaan sistem terdiri atas:
1.      Penggunaan Sistem , yaitu menggunakan sistem sesuai dengan fungsi tugasnya masing-masing untuk operasi rutin atau sehari-hari.
2.      Audit sistem, yaitu melakukan penggunaan dan penelitian formal untuk menentukan seberapa baik sistem baru dapat memenuhi criteria kinerja.
3.      Penjagaan sistem, yaitu melakukan pemantauan untuk pemeriksaan rutin sehingga sistem tetap beroperasi dengan baik.
4.      Perbaikan sistem, yaitu melakukan perbaikan jika dalam operasi terjadi kesalahan (bug) dalam program atau kelemahan rancangan yang tidak terdeteksi saat pengujian sistem.
5.      Peningkatan sistem, yaitu melakukan modifikasi terhadap sistem ketika terdapat potensi peningkatan sistem setelah sistem berjalan beberapa waktu.
Ketujuh fase diatas dapat digambarkan sebagai berikut :






Kategori

Kategori